watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

HP PEMBAWA NIKMAT

Kisahku kali ini terjadi pada awal bulan Mei tahun
ini. Saat itu aku mendapatkan gangguan pada
Handphone-ku, karena terjatuh ke dalam air ketika
aku sedang menjalani perawatan Spa.
Sekretarisku di kantor menyarankan untuk
menservisnya pada tempat servis resminya.
Karena HP-ku adalah merek tertentu, di mana
tempat servis resminya hanya ada 3 tempat di
kota Kembang ini, maka aku membawanya ke
salah satu servis resminya yang terdapat pada
salah satu pusat perbelanjaan di daerah pusat
kota Bandung.
Jumat sore itu sepulang dari kantor, aku
membawa mobilku meluncur ke arah pusat kota,
lalu setelah terjebak beberapa saat dalam
kemacetan, akhirnya aku berhasil mendapatkan
tempat parkir di pusat perbelanjaan itu. Tak
beberapa lama, aku telah berhasil menemukan
tempat servis HP itu. Aku segera masuk ke
ruangan ber-AC, dan langsung disambut dengan
senyum manis seorang cowok.
"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" katanya
sopan.
"Ini nih Mas, HP saya terjatuh dalam air kemarin,
terus jadinya mati, bisa diperbaiki
nggak.."´tanyaku, sambil menyodorkan HP itu
padanya.
"Sebentar ya Mbak, biar teknisi kami yang
mengeceknya."
Dia berlalu ke dalam ruangan lain. Lalu tak lama
kemudian dia muncul lagi dan berkata bahwa HP-
ku bisa diservis, dia menyebutkan juga biaya
servisnya. Aku menyetujuinya.
"Kira-kira masih lama nggak Mas servisnya?"
tanyaku.
"Mungkin sekitar satu jam lah", jawabnya.
"Ya udah deh, saya tinggal jalan-jalan dulu saja
kali yaa..?" kataku lagi.
"Silakan.. Mbak", balasnya.
Aku lalu pergi melihat baju-baju di etalase toko,
hingga tiba-tiba kurasakan perutku minta diisi,
ternyata aku sadar bahwa aku belum sempat
lunch tadi di kantor. Aku bergegas ke lantai atas
pusat perbelanjaan itu, di mana terdapat Food
Court. Aku memutuskan untuk masuk pada salah
satu restoran fast food yang menyediakan
masakan khas Jepang.
Saat aku mengantri, tiba-tiba ada suara
menyapaku dari belakang.
"Wah.. mau makan juga Mbak?" aku menoleh,
dan ternyata cowok yang tadi di tempat servis
HP.
"Eh iya, gimana HP saya sudah selesai belum?"
tanyaku.
"Nanti deh selesai makan paling juga sudah
selesai.. Boleh saya temani makan?"
"Wah, berani juga nih cowok", kataku dalam hati.
"Mmm.. boleh deh", jawabku pendek.
Kemudian kami mengambil tempat duduk dan
mulai menyantap hidangan. Dalam hati kuamati
dia, menurutku dia anak yang menyenangkan,
tidak terlalu tinggi, bahkan bisa dibilang kurus, tapi
ada sisi yang menarik. Apalagi setelah aku terlibat
obrolan dengannya, aku makin menyadari bahwa
dia adalah seorang yang hangat, humoris, dan
selalu nyambung dalam pembicaraan. Hingga
aku berinisiatif untuk melangkah lebih jauh.
Aku lalu bertanya, "Kamu kapan liburnya?"
"Wah kenapa nih nanya liburku?" dia mengangkat
alis, dan tersenyum simpul.
"Yaa.. kalau kamu mau sih, aku pingin ajak kamu
jalan nanti malam, sekalian kita weekend lah",
tawarku.
"Wuah, serius nih..?" dengan nada tak percaya.
"Aku bisa minta ijin dua hari buat besok dan hari
Minggunya, tapi ngomong-ngomong kamu mau
ajak aku jalan ke mana?" dia masih kelihatan tidak
percaya.
"Udah deh, nggak perlu nanya-nanya, lihat aja
nanti.." aku membuatnya penasaran.
Lalu setelah sepakat bertemu di suatu tempat
nanti malam, aku segera kembali ke tempat dia
kerja untuk mengambil HP-ku yang telah selesai
diservis, dan segera pergi sambil menyusun
acara buat berdua.
Aku membawa mobilku ke arah Dago atas,
menuju ke sebuah hotel bintang lima dan mem-
booking kamar untuk tiga malam selama
weekend, kemudian segera pulang ke rumah
untuk mengambil baju dan keperluan
sekedarnya.
Sekitar jam 11 malam, aku pergi menemuinya di
sebuah Café yang terletak di persimpangan lima
jalan besar, yang nama Cafe-nya selalu
mengingatkanku pada salah satu posisi bercinta.
Malam itu dia mengenakan kemeja biru gelap,
dan tercium olehku wangi Tommy Hilfiger dari
tubuhnya, dia makin terlihat tampan, dengan
rambut basah yang tersisir rapi ke belakang.
"Hai, sudah lama kamu di sini?" aku menyapanya
pelan.
"Enggak juga kok", dia terdiam sejenak,
memandangiku lama.
"Kenapa sih, kayak lihat makhluk aneh saja..!" aku
merasa jengah dipandangi seperti itu.
Tiba-tiba dia menarik lenganku, dan berbisik di
telingaku, "Kamu cantik sekali malam ini Dini..
mimpi apa aku hingga bisa kencan dengan
bidadari dari kayangan sepertimu?".
Wajahku bersemu merah mendengar pujiannya,
"Kamu berlebihan deh, biasa aja kenapa sih." aku
segera mengalihkan perhatian dengan memesan
Black Russian pada waiter yang kebetulan lewat di
dekat kami duduk.
Lalu tak lama kami telah terlibat dalam obrolan
yang menyenangkan, kadang diselingi dengan
humor segar, dia sangat pintar menciptakan
suasana yang hangat. Aku jadi tahu bahwa dia
adalah lulusan sebuah sekolah pariwisata yang
terkenal di Bali, dan sempat tinggal di Amerika
selama dua tahun, tidak heran wawasannya
begitu luas.
"Jadi kerjaan kamu yang sekarang, nggak ada
nyambung-nyambungnya sama background
pendidikan kamu dong?"
"Iya sih, ha.. ha.." dia tertawa renyah.
Aku mengeluarkan cigarette pack, mengambil
sebatang Capri, belum sempat aku menyalakan,
dia berinisiatif mengangsurkan api buat rokokku.
"Thank", kataku pendek.
"Hmm, perhatian juga.." batinku.
"Mau cabut sekarang?" tawarku.
Dia memandang sekeliling, "Mmm, ayolah.. eh
tapi ke mana?"
´ "Ke hotel S**** (edited), mau nggak?" tawarku.
"Oh.. eh", dia terbelalak, seakan tidak
mempercayai apa yang baru saja di dengarnya.
"Tawaran nggak datang dua kali lho.." aku
kedipkan mata.
"Ayolah", akhirnya setelah beberapa saat dia
jawab juga dengan wajah berbinar.
Kupikir aku akan menyumpahinya kalau sampai
dia menolak ajakanku, barangkali aku akan bilang
bahwa dia adalah laki-laki paling tolol di seluruh
dunia, atau barangkali seorang gay, tapi ternyata
tawaranku yang menang. Aku senang.
Kemudian kami berlalu dari tempat itu, mobil
langsung kubawa ke arah Dago atas, dan
langsung menuju Hotel S**** (edited).
Sesampainya di kamar, kuletakkan travel bag
kecilku, lalu aku ke bathroom untuk bebersih
sebentar. Dia menghempaskan pantatnya pada
pinggiran bed, dan meraih remote TV,
menyalakannya. Dari bathroom kudengar sayup-
sayup suara musik.
Saat aku masih sibuk dengan contact lens-ku,
tiba-tiba pintu bathroom diketuk pelan dari luar.
"Din.. boleh aku masuk bentar, mau pipis nih.."
Aku tersenyum, lalu meraih handel pintu, begitu
pintu terbuka sedikit, ternyata dia langsung
menerobos masuk dan yang membuatku
terkejut, dia sudah tidak mengenakan selembar
benang pun. Telanjang bulat. Dia langsung
mendekapku, dan dengan sekali renggut, handuk
yang kupakai untuk menutupi tubuhku terlepas
sudah, jatuh ke lantai. Bibirnya langsung
menyambar bibirku, kurasakan lidahnya
menjelajahi rongga mulutku dengan penuh
nafsu, aku pun membalasnya dengan tak kalah
bernafsunya, kadang lidahnya kuhisap, kujilat dan
saling memilin. Kurasakan kewanitaanku mulai
hangat. Ciumannya mulai menjelajah, dari mulai
leherku yang jenjang, lalu beralih ke arah telinga,
kurasakan geli luar biasa menjalari sekujur
tubuhku. Aku makin terangsang.
Tangannya juga beraksi meremas-remas
payudaraku, sambil tak lupa memilin-pilin
putingnya, yang makin mengacung keras karena
terangsang, satu tangannya lagi menelusup pada
pangkal pahaku, mengusap-usap bukit lembut
yang kenyal yang mulai basah oleh cairan
kewanitaanku. Aku tak tinggal diam, tanganku
meremas-remas batang kejantanannya yang
mulai tegang dan keras itu, sambil perlahan aku
mengurutnya lembut. Dia menikmatinya,
terdengar lenguhan-lenguhan pendek dari mulut
kami.
"Ouhh.. mmhh.. yahh.."
"Suka Sayang?" desahnya lembut.
"Hmm.. hh.." aku tak mampu menjawabnya,
hanya mengangguk pelan, mataku pun telah
sayu. Ciumannya makin mengganas, kali ini
kedua puting payudaraku dihisapnya bergantian,
hingga tubuhku serasa dibakar birahi yang panas.
"Auuhh.. oohh.. Sayang.. oohh.. sshh.. ahh.."
aku mengerang-erang penuh kenikmatan.
Tangannya mulai beraksi menyibakkan
rerumputan halus di kewanitaanku, lalu satu
jarinya menelusup masuk ke dalam rongga
hangatnya, hingga menemukan tonjolan daging
kecil, dan segera mengusap-usapnya lembut.
Aku menggelinjang-gelinjang kenikmatan.
Kewanitaanku kurasakan makin merah, merekah,
licin dan basah oleh lendir yang makin keluar
seiring oleh rangsangan yang kuterima.
Kemudian dia membimbingku menuju tempat
tidur, lalu menyuruhku telentang sambil
membuka pahaku lebar-lebar, rupanya dia akan
memberiku oral seks. Aku pun segera menuruti
perintahnya, kubuka pahaku lebar-lebar, dia lalu
merangkak dan mulai menempatkan mulutnya
pada pangkal pahaku, kemudian kurasakan
lidahnya yang hangat menyapu kewanitaanku,
lalu menelusup ke bagian dalamnya, sambil
sesekali menghisapnya, menimbulkan suara-
suara kecil yang lucu, begitu hebat rangsangan
yang kuterima dari perlakuannya padaku. Aku
makin gila menggelinjang-gelinjang penuh
kenikmatan, belakang kepalanya kupegangi erat-
erat dan menyurukkannya makin dalam pada
pangkal pahaku. Aku ingin dia melumat habis
kewanitaanku. Kurasakan kewanitaanku makin
basah oleh cairan lendir hangat bercampur liur
miliknya, kadang dia malah menghisap-hisap
tonjolan daging kecil sebesar biji kacang polong
dalam kewanitaanku, membuatku makin
mengerang-erang dengan penuh kenikmatan,
kurasakan sensasi yang luar biasa hebat, seakan-
akan ada hawa panas yang berpangkal dari
kewanitaanku menjalari seluruh syaraf tubuhku.
Aku bermandikan keringat, dan mendesah-desah
memohon padanya untuk segera
menghujamkan batang kejantanannya pada
lubang kewanitaanku. "Oohh.. Sayang.. please..
sekarang.. uuhh.. mmhh.." mataku terpejam
rapat. "Sebentar", akhirnya dia beranjak, lalu
menempatkan ujung kepala batang
kejantanannya pada bibir kewanitaanku, aku
membantunya dengan menggenggamnya dan
mengarahkannya perlahan memasuki lubang
senggamaku yang hangat dan licin. "Sreett..
sreett.." terasa agak susah, karena batang
milliknya lumayan besar dan panjang. "Wah agak
susah yaa..?" dia tersenyum, memandangku.
Aku berinisiatif untuk membantunya, dengan
berbalik dan langsung kupegang batang
kejantanannya, mengarahkannya pada mulut
mungilku, lalu langsung kujilati, kuhisap dan
kubasahi dengan liurku. Mulutku terasa penuh
menampung kejantanannya, kemudian aku mulai
mengeluar-masukkannya pada mulutku, sambil
sesekali menghisapnya, hingga kedua pipiku
terlihat kempot, saking bernafsunya.
Tubuhnya bergetar hebat menerima perlakuan
lidahku pada kejantanannya, dia mendesah-
desah, "Ooohh.. Din.. aauuhh.. ennakk.. egghh..
ouhh.. mm.." Batang kejantanannya keluar
masuk dalam mulut mungilku, hingga terlihat
mengkilap karena air liurku. Setelah kurasa cukup,
aku menyuruhnya untuk segera memasukannya
pada lubang kewanitaanku, yang sudah tidak
sabar lagi menanti untuk diterobosnya.
"Sekarang.. Say, ahh", aku memohon pendek.
Dia mengarahkan lagi batang kejantanannya pada
mulut kewanitaanku, lalu menekannya sedikit
demi sedikit, "Srett.. sreett.." kali ini terasa agak
lebih mudah, aku membantunya dengan
menjepitkan kedua kakiku pada pinggangnya,
kemudian setelah sekitar sepertiga bagian batang
itu masuk, dia tiba-tiba menghujamkannya keras-
keras. "Auuhh.. oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh..
hh.." aku berseru pendek saat kurasakan batang
itu masuk menyungkal dalam-dalam pada
kewanitaanku.
Dia lalu menggoyang-goyangkan pinggangnya
maju-mundur, menghajar lubang kewanitaanku
dengan kejantanannya. Aku merasakan
kenikmatan luar biasa berpangkal pada lubang
kewanitaanku, hingga makin banyak cairan
bening yang hangat, berbau khas keluar dari
kewanitaanku. Aku mengimbanginya dengan ikut
bergoyang seirama hujaman tubuhnya kadang
kuputar-putar pantatku hingga batangnya makin
terjepit erat dalam kewanitaanku. Berdua kami
mengerang-erang terbakar birahi. "Auuhh..
oohh.. iiyaahh.. yaahh.. yahh.. sshh.. uh.. uh..
oouuww!"
Tiba-tiba bibirnya melumat bibirku dengan
liarnya, lidah kami beradu saling jilat, saling hisap
dengan rakusnya, beberapa saat kemudian
mulutnya segera berpindah pada kedua puting
payudaraku, memberinya gigitan-gigitan kecil,
sementara kejantanannya masih dengan buasnya
menghajar lubang kewanitaanku. Aku benar-
benar merasakan nafsu yang begitu panas
membara. Hingga akhirnya aku mencapai
puncak, aku menjerit kecil, "Auuhh.. ouhh..
ouuw.. aku.. auuhh.. aahh.. hh.!" kurasakan
seluruh persendian tubuhku berlolosan, tubuhku
yang bermandi keringat bergetar dengan
hebatnya, dua tanganku mencakar-cakar
punggungnya, saat itu kurasakan sesuatu
meledak dari dalam tubuhku dan memberikan
sensasi hebat ke seluruh saraf tubuhku,
kurasakan sangat ringan sekali dan nikmat tiada
tara, serasa terbang ke nirwana, aku orgasme
dengan sempurna.
Dia sendiri belum selesai, dia menghentikan
genjotannya pada kewanitaanku, memberikan
kesempatan padaku untuk menikmati sensasi
orgasme, setelah dirasanya cukup, tanpa
mencabutnya dahulu, dia langsung mulai lagi
meningkatkan goyangannya. Batangannya mulai
lagi keluar masuk dalam liang kewanitaanku,
kurasakan lagi kenikmatan yang luar biasa akan
hal itu. Kupandangi dalam-dalam wajahnya yang
diliputi nafsu membara, seakan-akan kami
berbicara dengan tindakan, bukannya dengan
kata-kata.
Hingga akhirnya dia merasa tidak kuat lagi, dan
sebelum benteng pertahanannya jebol, aku
segera beranjak meraih batang kejantanannya
yang amat tegang hingga urat-uratnya
bertonjolan, yang mengkilat basah oleh cairan
kewanitaanku, dan segera saja aku
mengulumnya lagi, menghisapnya kuat-kuat,
kemudian, "Auuhh.. oohh.. Diinn.. sshh.. hh.."´
erangnya. Kurasakan cairan hangat dan kental
muncrat deras memenuhi rongga mulutku,
begitu banyak hingga berleleran pada bibirku, aku
segera menelannya dengan rakus seakan-akan
haus akan lendir itu, menghisapnya hingga tetes
terakhir. Aku puas sekali.
Tubuhnya menggelosoh pelan di samping
tubuhku, basah oleh keringat. Kamar itu hening,
suara TV sudah lama hilang, sebagai gantinya
hanya terdengar dengusan nafas dua manusia
dewasa berlainan jenis yang terkapar sehabis
bercinta dengan liarnya. Dia memandangku
dengan lembut, lalu berbisik, "Terima kasih
Sayang, aku menikmatinya.." dia mengecup
keningku. Aku tidak menjawab, hanya
mengangguk pelan dengan senyum kecil
menghiasi bibirku.
Setelah beberapa saat berlalu dengan canda dan
obrolan kecil, kami mulai lagi bersiap-siap untuk
ronde berikutnya. Kali ini aku mengambil alat
bantu dari travel bag yang kubawa, yaitu batang
vibrator plastik yang digerakkan dengan tenaga
baterai, kuangsurkan barang itu padanya. Dia
sekali lagi kaget, tidak menyangka kalau aku
menyuruhnya merangsang dengan
menggunakan vibrator itu.
"Wah, kamu sering pakai ini yah..?" dia tergelak
kecil.
"Ah, banyak kok wanita yang pakai, cuma
mereka nggak pernah bilang aja ke pasangannya
masing-masing.." paparku.
"Iya gitu..?" dia masih terheran-heran.
Aku tidak memberinya kesempatan bertanya
lebih lanjut, aku segera menubruknya dan
melumat bibirnya dengan penuh nafsu, buah
dadaku yang kenyal menekan dadanya. Dia
membalas pagutanku. Kemudian aku meraih
batang vibrator itu dari tangannya dan
menyalakannya, terdengar suara berdengung
pelan saat barang itu bergetar perlahan. Dengan
mulut masih berpagutan erat, aku mencoba
menyelipkan vibrator itu pada selangkanganku,
getaran dari alat itu membuat saraf-saraf pada
bukit kewanitaanku terangsang kembali, hingga
kurasakan berdenyut-denyut pelan, dan mulai
menghangat oleh cairan kewanitaanku.
Kemudian, kuberikan vibrator itu padanya.
Sementara itu tubuhku telah ditelusuri oleh jilatan
lidah dan pagutan-pagutan kecilnya, hingga
akhirnya kembali lagi mulutnya telah berada di
bibir kewanitaanku. Kali ini dengan vibrator yang
menancap dalam-dalam pada kewanitaanku,
lidahnya berusaha mencari tonjolan daging kecil
milikku. Akhirnya berhasil juga dia melakukan hal
itu, dengan mulutnya dia melumat habis areal
sekitar kewanitaanku, tetapi tangannya juga
beraksi mengocok-kocok batang vibrator itu
keluar masuk liang kewanitaanku, hingga dilumuri
lendir putih, licin, dan berbau khas. Sebagian
lendir lain yang berubah menjadi busa karena
dikocok, meleleh keluar kewanitaanku menuju
lubang anus. Tubuhku menggelepar-gelepar
merasakan rangsangan yang sedemikian
hebatnya. Aku mengerang-erang penuh
kenikmatan. Keringat membasahi sekujur
tubuhku, aku merasa geli luar biasa. "Oohh..
oohh.. hess.. sshh..
Kugigit bibirku kuat-kuat dengan mata terpejam,
menahan panasnya gelombang birahi yang
menjalari tubuhku. Aku mulai tak tahan lagi. Tiba-
tiba kudengar perintahnya, "Din, tolong kamu
berbalik tengkurap." Aku mengerti maksudnya,
maka dengan vibrator masih menancap pada
lubang kewanitaanku, aku berbalik, lalu
menunggingkan pantatku yang mengkilap karena
keringat.
Kemudian dia mengambil posisi tepat di
belakangku, lalu kurasakan lidahnya menjilat-jilat
areal sekitar lubang anusku, dibarengi dengan ibu
jarinya yang mencoba diselipkan keluar-masuk
pada lubangnya. Akhirnya dia berdiri
mengangkangiku, lalu menggengam batang
kejantanannya mencoba menusuk lubang anusku
dengan pelahan. "Sreett.. sreett.." agak terasa
susah pada awalnya, tetapi karena telah dilumuri
oleh ludah dan sebagian cairan lendir
kewanitaanku, maka pelan-pelan batang
kejantanannya melesak masuk pada lubang
pantatku.
"Auusshh.. sstthh.. sshh.. egg.. ouhh.. oh.." aku
makin merasakan rangsangan yang luar biasa
hebat saat dia mulai menggoyangkan
pinggangnya, menghajar lubang anusku dengan
batang kejantanannya, sementara itu juga
vibrator yang masih bergetar menancap pada
lubang kewanitaanku, kukocok-kocok dengan
sebelah tanganku. Dua batang menghajar dua
lubang pada tubuh bagian bawahku. Maka makin
deraslah lendir yang keluar dari kewanitaanku,
makin hangat, dan sensasi yang ditimbulkan juga
luar biasa hebat. Aku makin tak tahan lagi.
"Aaarrgghh.. aahh.. oohh.. hhss.. sshh..!" aku
berteriak-teriak penuh kenikmatan, rambutku
telah acak-acakan. Tubuhku makin
menggelinjang-gelinjang tak karuan. Pinggangku
dipegangnya, hingga memudahkannya
menghajar lubang pantatku. Dua batang itu
bergantian membongkar lubang kewanitaan, dan
lubang anusku, hingga kurasakan tubuhku
bergetar dengan hebatnya. "Ohh.. yaah.. akkh..
aku.. kelluuarrh.. oohhs.. ssh.." aku mengalami
orgasme dengan hebatnya, kurasakan lagi
sesuatu meledak menjalari seluruh saraf tubuhku,
tak lama kemudian dia pun mengerang-erang
juga, "Oohh Din.. oouhh.. aku.. juga mau..
mau.." belum sempat dia menyelesaikan kata-
katanya, dia segera mencabut batang
kejantanannya, lalu dengan tergesa dia cabut pula
vibrator pada kewanitaanku, menggantikannya
dengan menghujamkan dalam-dalam batang
kejantanannya sendiri ke lubang kewanitaanku,
lalu sepersekian detik kemudian dinding-dinding
rongga kewanitaanku merasakan semprotan
lendir hangat dengan derasnya memenuhi lubang
kewanitaanku yang berdenyut-denyut merah
merekah, licin dan basah. Lendir putih hangat,
kental itu sampai berleleran keluar di mulut bukit
empuk milikku, bercampur dengan cairan
kewanitaanku.
Akhirnya malam itu kami bertempur habis-
habisan, aku sendiri sampai merasakan orgasme
tujuh kali berturut-turut. Benar-benar malam
yang panas dan liar. Begitu juga malam-malam
berikutnya, kami selalu bercinta, mencoba
berbagai macam gaya, hingga akhirnya tak terasa
weekend telah habis dan aku harus kembali
bekerja esok harinya. Aku sangat puas
memperoleh lawan yang seimbang, yang begitu
mengerti bagaimana seni bercinta di tempat tidur,
dan bagaimana memperlakukan wanita dengan
penuh kelembutan dan kematangan emosi.
Untuk rekan-rekan pembaca pria, mohon maaf
kalau saya tidak pernah menanggapi e-mail yang
masuk, dan juga tolong jangan kirimi saya
gambar-gambar pria bugil, karena saya tidak
berminat sama sekali untuk menanggapi
semuanya. Terima kasih.


Adult | GO HOME | Exit
1/1295
U-ON

inc Powered by Xtgem.com